Legal consequences of breaking a marriage promise according to Indonesian civil law
Main Article Content
Abstract
This paper examines the legal repercussions of a broken marriage vow under Indonesian civil law, concentrating on the aggrieved party's compensation rights. This study examines the Civil Code (KUHPerdata) and judicial precedents using normative legal research methodologies. Breaking a marriage pledge does not constitute a contract, although the injured party typically seeks compensation for substantive and immaterial damages. The harmed party commonly claims compensation under Article 1365 of the Civil Code on wrongful actions and breach of contract. The research found that although Indonesian civil law allows compensation, showing tangible and immaterial damages like damaged honor is difficult. Marriage commitments are typically handwritten and hard to establish in court. However, if the aggrieved party can establish a genuine loss, the court may protect them with a substantial and flexible approach. This research also emphasizes the need to enhance marriage promise laws and clarify evidence requirements to make civil law more responsive to societal changes.
Article Details
Akbar, M. (n.d.). Hukum Progresif Sebagai Alternatif Hukum Yang Ideal. Bilancia: Jurnal Studi Ilmu Syariah Dan Hukum, 15, 125–137.
Anand, G. (2011). Prinsip Kebebasan Berkontrak dalam penyusunan kontrak. - Google Scholar. Yuridika, 26(2).
Anggraeny, I., & Al-Fatih, S. (2020). Kata Sepakat Dalam Perjanjian Dan Relevansinya Sebagai Upaya Pencegahan Wanprestasi. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 57–66.
Ashsubli, M. (2015). Undang-Undang Perkawinan Dalam Pluralitas Hukum Agama (Judicial Review Pasal Perkawinan Beda Agama). Jurnal Cita Hukum, 2(2), 40841.
Atabik, A., & Mudhiiah, K. (2016). PERNIKAHAN DAN HIKMAHNYA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. YUDISIA?: Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 5(2), Article 2. https://doi.org/10.21043/yudisia.v5i2.703
Bakung, D. A., Pham, T. N., & Muhtar, M. H. (2024). Disparity in the Doctrine of Promissory Estoppel between Indonesia, the Philippines and the United Kingdom. Journal of Law and Legal Reform, 5(1), 267–304.
Bunyamin, M. (2019). PEMBARUAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN YORDANIA DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN HUKUM PERKAWINAN ISLAM MODERN. ASAS, 11(2), Article 2. https://doi.org/10.24042/asas.v11i2.5597
Damanuri, A. (2021). Iktikad Baik dalam Berkontrak: Upaya Mewujudkan Keadilan Hukum dan Ekonomi dalam berakad. Penerbit NEM.
Djatmiko, A. A., Setyaningrum, F., & Zainudin, R. (2022). Implementasi Bentuk Ganti Rugi Menurut Burgelijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Indonesia. Nomos?: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, 2(1), Article 1. https://doi.org/10.56393/nomos.v1i7.350
Fajaruddin, F. (2017). PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI HAK ATAS. Jurnal Ilmu Hukum, 2(2). https://doi.org/10.30596/dll.v2i2.1167
Harahap, T. K., Prayuti, Y., Latianingsih, N., Damanik, A., Maheni, T., Farida, I., Muhtar, M. H., & Mustaqim. (2023). PENGANTAR ILMU HUKUM. Penerbit Tahta Media. https://tahtamedia.co.id/index.php/issj/article/view/255
Hardianti, R., & Nurwati, N. (2020). Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini Pada Perempuan. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(2), 111–120.
Hernoko, A. Y. (2010). Hukum perjanjian asas proporsionalitas dalam kontrak komersial. Kencana.
Josviranto, M., Nurak, P. S. M., Mude, G. P., Ase, A. H., & Plea, M. G. (2021). Analisis Kasus Putusan Pengadilan Negeri Maumere Nomor 8/Pdt.G/2019/Pn MME Tentang Wanprestasi dalamIngkar Janji Menikah. Gema Wiralodra, 12(2), Article 2. https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v12i2.196
Mahmud Marzuki, Peter. (2011). Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group.
Muhtar, M. H., Tribakti, I., Salim, A., Tuhumury, H. A., Ubaidillah, M. H., Imran, S. Y., Laka, I., Saragih, G. M., Iping, B., & Amin, F. (2023). Konsep Hukum Indonesia. Global Eksekutif Teknologi. https://www.researchgate.net/profile/Mohamad-Hidayat-Muhtar/publication/370583612_SEJARAH_TATA_HUKUM_INDONESIA/links/64573db95762c95ac378e471/SEJARAH-TATA-HUKUM-INDONESIA.pdf
Musa, M., Wiarti, J., & Endri, E. (2023). Matinya Rule Breaking: Postulat Penalaran Hakim dalam Memutus Bebas Perbuatan Cabul (Kajian Putusan Bebas Perkara No.46/Pid.B/2022/PN Pbr). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 5(2), Article 2.
Nurfitrah, M. (2023). Janji Menikahi Yang Mengikat Dalam Kaitannya Dengan Asas Pacta Sunt Servanda. JURNAL USM LAW REVIEW, 6(1), Article 1. https://doi.org/10.26623/julr.v6i1.5848
Purwadi, A. (2017). Prinsip Praduga Selalu Bertanggung-gugat dalam Sengketa Medik. PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law), 4(1), 104–121.
Soemiyati. (1982). Hukum perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan (Undang-Undang no. 1, tahun 1974, tentang Perkawinan). Liberty.
Sudirman, A. (2007). Hati Nurani Hakim dan Putusannya Suatu Pendekatan dari Perspektif Ilmu Hukum Perilaku (Behavioral Jurisprudence) Kasus Hakim Bismar Siregar. PT. Citra Aditya Bakti. http://repository.uki.ac.id/1771/1/Antonius%20Sudirman_Hati%20Nurani%20Hakim.pdf
Sugandi, W., & Fathoni, M. Y. (2023). Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1644K/PDT/2020 Atas Perkara Ingkar Janji Menikah sebagai Dasar Perbuatan Melawan Hukum”. Jurnal Private Law, 3. https://www.academia.edu/download/100532233/2207-Article_Text-5806-1-10-20230202.pdf
Yadainy, F. A. A. (2019). PERJANJIAN SURROGATE MOTHER/SEWA RAHIM DAN PENGARUHNYA TERHADAP STATUS ANAK [FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO]. http://eprints.walisongo.ac.id/10324/1/1.%20Naskah%20Skripsi%20%28FULL%29%20Filda%20Achmad%20Al%20Yadainy%20%281502056049%29%20Ilmu%20Hukum%20FIKK.pdf
Yasa, I. W. E., Budiartha, I. N. P., & Arini, D. G. D. (2021). Perjanjian Kerjasama pada Perusahaan Pertamina (Persero) Akibat Wanprestasi. Jurnal Konstruksi Hukum, 2(2), 250–254.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.